Tuesday, June 3, 2014

SOSOK UMUM RONGSOK JALANAN




Indonesia dengan segala macam jenis transportasi umumnya yang khas di beberapa daerah menjadikan nuansa unik yang tidak ada dua nya di negara lain. Sebut saja jenisnya seperti cikar, dokar, becak, bajai, dll. Keunikan dan keanekaragaman transportasi daerah ini seharusnya menjadi salah satu faktor yang bisa menyedot wisatawan asing di negara lain untuk datang ke Indonesia. Namun, pemerintah dan warga Indonesia sepertinya menutup kedua mata mereka tentang transportasi umum yang khas di beberapa daerah. Pemerintah sepertinya hanya fokus memperhatikan kepentingan transportasi ibukota. Sikap masyarakat pun juga tidak mendukung akan pelestarian transportasi tradisional ini. Kecepatan dan ketidaknyamanan sering dijadikan alasan penumpang untuk meninggalkan transportasi umum. Banyak juga yang lebih memilih untuk menaiki kendaraan pribadinya untuk mencapai tempat tujuan mereka sehari-hari. Bukankah pemerintah dan masyarakat di Indonesia seharusnya bisa lebih memperhatikan dan berkontribusi lebih untuk meningkatkan kualitas transportasi umum di negara sendiri?
Namun, jika kita tarik lebih dalam lagi tentang alasan penduduk Indonesia mengenai kurang nya perhatian warga terhadap transportasi umum di Indonesia adalah masalah transportasi itu sendiri. Ketidakdisiplinan keberangkatan dan kenyamanan pada kendaraan umum di nomor dua kan oleh pelaku transportasi umum tersebut. Sebagai contoh adalah kendaraan umum seperti bis dan angkutan umum. Mereka lebih memilih untuk memperbanyak penumpang dengan waktu keberangkatan yang lebih lama dibandingkan dengan sedikit penumpang dan harus tepat waktu. Saat mereka berangkat pun para supir bis juga sering berhenti mendadak di pinggir jalan untuk mangangkut penumpang saat lalu lintas sedang ramai. Hal ini terjadi karena adanya nominal target yang harus dikumpulkan kepada pemilik kendaraan umum tersebut.
Selain itu yang membuat penumpang beralih ke kendaraan pribadinya adalah karena faktor ketidaknyamanan. Ketidak nyamanan ini tercipta bisa disebabkan oleh ketidak layakan jalan pada kendaraan umum. Seringkali ditemui kendaraan umum yang mempunyai masalah dengan asap knalpot yang menghitam dan bobroknya beberapa bagian interior kendaraan tersebut. Tidak jarang pula ditemui beberapa besi pada beberapa bagian kendaraan tersebut sudah berkarat. Beberapa dari mereka yang mau melakukan perbaikan juga hanya menutupi pada bagian yang karatan tersebut dengan alat seadanya. Tempat duduk yang seharusnya nyaman juga sudah tak lagi empuk namun sudah tak berbusa, usang dan sobek.
Tidak hanya pada bis dan angkutan umum saja yang menjadikan masyarakat enggan menggunakan kendaraan umum. Bentor atau singkatan dari becak motor ini juga kerap sekali dijumpai ditengah kota kecil di Indonesia. Modifikasi dari penggabungan becak dan motor sering membuat kemacetan sehingga hanya segelintir orang saja yang mau menaikinya. Selain itu, sebagian besar motor yang digunakan untuk bentor adalah motor yang sudah tidak layak jalan. Tak seharusnya kendaraan ini digunakan terlalu sering untuk mengantarkan penumpang. Tidak jarang terlihat bahwa motor yang digunakan adalah motor tahun 80-an dengan kondisi memprihatinkan dan harus dipaksa untuk mengangkut penumpang yang terkadang membawa barang bawaan yang juga tidak kalah berat dari berat penumpang tersebut. Beberapa dari bentor tersebut bahkan jalannya sudah tidak normal lagi, roda dan motor yang dinaiki sudah tidak mampu berjalan tegap lagi melainkan motor berjalan dengan miring.
Seharusnya pemerintah tidak tinggal diam mengenai hal ini. Hal yang demikian bukanlah masalah baru yang terpapar di masyarakat, namun pemerintah seolah tak tahu. Sikap yang demikian seakan tidak ada keinginan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat secara merata untuk memakai transportasi umum.
Miris adalah satu kata yang mewakilkan keadaan ini. Transportasi yang membahayakan nyawa penumpang nya masih diizinkan untuk menikmati aspal jalanan di negara hukum ini. Miris melihat pemerintah yang enggan menangani hal ini. Mereka melakukan perkembangan transportasi umum, namun transportasi umum di ibukota dan kota besar saja lah yang diperhatikan. Padahal Indonesia sangat luas, tugas mereka memperhatikan seluruh Indonesia, bukan hanya kota besar yang menjadi tempat tinggal nya sekarang.  (vcn)


No comments:

Post a Comment