Showing posts with label Thoughts. Show all posts
Showing posts with label Thoughts. Show all posts

Sunday, July 13, 2014

LULUS KULIAH ITU SEBENARNYA BERMODALKAN "LUCK"



Bisa lulus kuliah itu 60% luck 30% mikir 20% go with the flow. Kok bisa? Sebelum jawab pertanyaan aku mau tanya dulu deh. Pernah ga ngerasa ga ngeh pas lagi pelajaran di kelas? Pernah ngerasa ga bisa nguasai mata kuliah yang menurut kamu sulit dicerna? Pernah ngerasa males kerjain tugas trus akhirnya kamu nyontek sana-sini? Kamu ngerasa pinter banget di kelas, pernah ga jawab soal ujian TANPA salah? Pernah nyontek pas ujian? Pernah TA? Pernah bolos gak masuk kuliah gara-gara males? Pernah kaget terima nilai A padahal kamu ngerasa ga niat pas mata kuliah itu? Kalo kamu sekarang udah lulus kuliah dan kamu ngejawab hampir semua pertanyaan dengan menganggukan kepala, coba pikir lagi, apa ini bukan faktor LUCK? Beruntung kan kamu sekarang udah lulus padahal kalo di liat track record kuliah mu begitu.
--Ga bisa gitu! Aku kuliah sungguh-sungguh. Aku suka sama jurusan kuliah ku.
Apa iya? Beneran sungguh-sungguh? Beneran ga pernah TA? Sepandai-pandai tupai melompat pasti jatuh juga. Sesemangat-semangat nya kamu buat kuliah pasti akan datang masa TA juga. Begitulah dunia kuliah. Banyak cobaan dan godaan.
--Kuliah itu banyak mikirnya woi! LUCK darimane?
Apa iya situ mikir terus pas lagi kuliah? Apa iya selalu konsen ke pelajaran selama jam kuliah? Yakin gak pernah bercandaan pas lagi ada dosen di kelas? Yakin selalu kepikiran tugas kuliah yang membebani tiap usai pelajaran? Paling juga kalo nugas pake sistem SKS iya Sistem Kebut Semalam. Jangan pada bangga dulu dengan kata ‘Kebut’, ‘Kebut’ itu ga selalu berarti ngebut ngerjain SENDIRI tugas nya tapi ‘Kebut’ disini punya beberapa arti antara lain;
1.       Ngebut cari CONTEKAN temen, kalo ga dapet di si A ya ke si B atau ke si C atau D atau rame-rame cari contekan ke Z.
2.       Ngebut searching jawaban di internet, kalo ga nyolokin modem ya ke wifi gratis lah sambil nongkrong, paling mentok kalo gak keduanya ya ke warnet ambil paketan malem, trus besoknya kesiangan dan gak jadi ngumpulin tugas.
3.       Ngebut yang terakhir ini adalah ngebut yang pasrah. Pasrah ngandelin kemampuan otak, padahal otak gak ngenal sama sekali bahasan tugas itu gara-gara pas dosen jelasin otak kamu lagi kamu pake buat mikir hal-hal yang lain yang aneh-aneh, kepikiran organisasi lah, event lah, rapat lah, berantem lah.
Jadi MIKIR pun ujung-ujung nya ya GAK MIKIR. Ok, bilang aja mikir, tapi ga mikir-mikir banget. Ujung dari penyelesaian tugas adalah KEPASRAHAN.
‘‘Udah kelar nih tugas nya. Pasrah deh nilai berapa yang penting udah ngerjain.’’
“Tugasnya susah, gini aja deh ngerjain nya.”
‘’Udah deh ngerjain nya, yang penting besok ngumpulin’’
“Tugasnya dijawab apa aja deh, salah-salah dikit gak pa pa, masa iya dosen nya mau ngecek tugas mahasiswa nya yang sebanyak ini’’.
Cerna baik-baik kalimat di atas. Mengandung kepasrahan kan? Pasrah ini yang saya maksud dengan GO WITH THE FLOW. 

--Itu kan pas masa kuliah, lulus kuliah kan ada sidang nya. Mana bisa LUCK!?
Mana ada yang tau kalo luck itu akan datang ke km? Kenapa gak percaya banget sama faktor LUCK? Saat ujian atau sidang skripsi berlangsung ingat-ingat deh, pasti ada faktor LUCK, kalo kamu gak nemuin juga sebenarnya kamu adalah sosok yang buta akan LUCK. Gimana enggak? Kamu dilulusin sama dosen penguji itu apa bukan LUCK? Nilai kamu aja gak bagus-bagus amat, sering TA, kuliah molor 2 tahun lagi. Pintar-pintar lah melihat LUCK mu!
 
--Ah sok tau banget sih! Sok-sok an!
Gitu deh respon orang yang kuliahnya belum kelar-kelar juga. Orang yang harus bekerja lebih keras lagi untuk menyelesaikan perlombaan nya padahal garis finish udah keliatan namun kurang ada upaya buat mencapainya.
Saya yakin semua pernah ngerasain gimana ruwet nya bagi waktu antara tugas, kuliah, organisasi, atau mungkin pekerjaan. Semuanya pernah ngalamin SKS, TA, bolos, bangun kesiangan, deg-degan pas sidang. Kalo kamu sekarang udah lulus inget LUCK! Kamu gak akan bisa lulus kalo LUCK ga berpihak ke kamu. Nah inget, siapa yang nyiptain LUCK? Banyak-banyak lah bersyukur. Buat kamu yang masih mau masuk kuliah, tetep selalu rajin masuk kuliah ya, jangan kebanyakan TA atau bolos. Buat yang belum LULUS LULUS JUGA yang udah lebih dari 4 tahun inget woi jangan habisin hari tua di kampus terus!

Oiya, mungkin ada segelintir orang di luar sana yang tidak pernah bolos, TA, atau bangun kesiangan, mereka adalah orang yang benar-benar niat mencari ilmu dan selalu mengingat keringat kedua orang tuanya yang pada akhirnya mengantarkannya pada bangku kuliah itu. Apakah kamu segelintir orang itu? :) -vcn-

Sunday, June 22, 2014

Sweet

I hate sweet
Sweet is not always sweet
Sweet could be deathly
Sweet is a sweet trap
Once you're in, you'll stay
You wont let go
Till you touch the bitter
Till you realize what the sweet is

Saturday, June 21, 2014

Ada Happy

Ada happy tapi tak bisa aku kesana
Ada happy yang sedang dinikmati banyak orang
Ada happy yang dulu ku rasakan
Ada happy yang ingin aku kesana lagi tapi aku tak akan
Karena ada happy yang banyak membuat orang happy di dunia
namun tak membuat happy di dunia setelah ini -vcn

Monday, June 9, 2014

Saat Benang Layang-Layang Putus

Pernah kah kau bermain layang-layang?
Saat kau membeli layang-layang pasti kau pilih yang paling bagus diantara yang bagus. Kau pilih yang kau suka atau kau membuatnya sendiri. Kau buat kerangka dari bambu yang kau cari di ladang dekat rumah. Kau rakit dengan benang milik ibu. Dan kau ulurkan kertas kuat penopang angin di atas kerangka mu. Kau pilih warna yang sangat bagus, kau pilih kertas dengan kualitas bagus, kau rakit dengan sangat hati-hati dan teliti. Kau yakin bahwa itu adalah layang-layang terindah yang akan menghiasi langit.
Kau membawanya pulang, namun orang tua naik darah. Tak suka melihat layang-layang. Kau paparkan bahwa kau akan menerbangkannya, mereka naik pitam. Hati berperang dengan hati mereka. Kau acuhkan mereka, kau kukuhkan keinginan, menikmati apa yang kau yakini dan kau sukai.
Kau bermain layang-layang dan kau jatuh cinta kepada layang-layang itu, kau berusaha menerbangkan nya setinggi mungkin, sehebat mungkin kau coba untuk mengendalikannya. Panas terik tak kau pedulikan lagi. Kulit menjadi gelap, sungguh tak akan kau hiraukan. Perjuangan untuk menerbangkan nya sangat lah sulit, karena kau menerbangkan nya sendirian. Tak ada teman bahkan saudara yang membantu. Tapi kau tak peduli. Meski orang tua melarang, kau bertekad untuk terus menerbangkan nya. Kau ambil bebatuan untuk penyangga layang, kau berjalan mundur dan menunggu datangnya angin untuk menerbangkan nya. Kau yakin angin segera datang, namun angin tak kunjung datang hari itu. Kau pun pulang, mencoba menyembunyikan sedih diantara wajah orang tua di rumah. Kau mencoba keesokan hari nya, dengan segala larangan dari orang tua, kau tetap berangkat ke tanah lapang mengadu nasib, mencari angin demi terbang nya layang-layang kesukaan. Mendirikan penyangga dan berjalan mundur menanti waktu datang nya angin. Angin datang, kau pun riang. Namun angin tak berhembus kencang. Angin tak menunjukkan kekuatannya, angin hanya bertiup malu. Layang-layang pun pulang. Tak kau hiraukan lagi wajah orang tua yang menyindir kegagalan bermain layang-layang. Esok, kau coba lagi. Sangat berharap angin datang, kau menadahkan tangan memohon kehadiran angin yang gagah. Mendirikan penyangga, berjalan mundur, menanti angin, dan berlalu lah jam demi jam dalam penantian angin. Saat kau hendak surut, tiba-tiba angin datang. Kau riang, namun angin hanya menari sedetik. Kau tertunduk sedih, ingin pulang saja walaupun belum datang sang rembulan, namun angin datang begitu hebat nya dan kau pun tersenyum menarik benang layang mu. Terbang lah dia, sosok indah yang kau idam-idam kan. Peluh air mata tak kau hiraukan karena angin telah menghapusnya. Kau tebangkan tinggi, kau riang gembira. Tak kau pedulikan kulit yang makin menghitam legam demi penantian angin. Saat senang kau bermain, datang sosok yang kau kenal. Sesuatu yang dipegang kau tak terasa asing. Sosok itu mendekat dan barang yang digenggam nya dia arahkan ke benang layang. Putus. Kau tertegun kaku, tak percaya, menatap sang layang terbang terlalu tinggi tak terkontrol oleh tangan lagi. Sosok itu yang membuatnya begitu. Sosok itu menjauh pergi, namun kau tetap tinggal melihat layang-layang semakin mengecil tak terlihat. Kau tertunduk sangat pilu, kau tak mampu berkata apapun, namun hati mengerang kesakitan. Sungguh tak kau duga sosok yang datang adalah sosok yang selama ini kau kenal sejak kecil, kau turuti semua pinta nya, namun saat dia hendak melakukan sesuatu yang tak pernah kau lakukan, dia khawatir. Kau di cegah, kau di larang, namun kau bertahan. Sungguh tak kau sangka, dia menggunting benang layang-layang yang telah kau terbangkan. Dengan segala ratapan kau bersimpuh. Sungguh tak disangka ini semua terjadi. Yang kau idam-idamkan, yang telah kau nanti-nanti, terputus begitu saja karena disengaja. Tak ingin kau terus bersedih namun rasa tak bisa tertutupi. Kau pulang dengan langkah terseok. Orang tua menyambut bahagia seolah tak ada ara melintang. Kau diberi mobil yang dikendalikan oleh remote. Mobil yang melaju ke segala arah yang bisa kau kontrol sesuka hati yang tak mempedulikan akan KETIDAKPASTIAN angin. Orang tua senang, kau hanya tersenyum simpul, hati pun merintih.

Apakah sesuatu yang 'PASTI' itu akan selalu menjadi pasti? Kenapa orang tua menginginkan yang 'PASTI' saat anaknya mencoba sesuatu yang 'TIDAK PASTI'? Bukankah segala sesuatu nya di bumi ini memang 'TIDAK PASTI' dan itu sudah ketentuan pencipta kita. Kenapa harus mencari yang 'PASTI' diatas segala sesuatu nya yang 'TIDAK PASTI'? Dan saat sesuatu yang 'PASTI' bukanlah passion yang kau idamkan. -vcn-

Monday, May 12, 2014

Benalu Harta

        Dan mereka telah mempunyai GENGSI yang begitu besar. Gengsi yang tercipta atas dasar lingkungan tempat mereka bergaul dan pekerjaan. Gengsi hinggap di tubuh seseorang seperti benalu, tak akan terlepas jika tidak ada yang sengaja melepasnya/memangkasnya. Pekerjaan dapat menimbulkan gengsi yang begitu hebat dan gengsi akan terus menghisap harta pada diri mereka. Mereka yang tak tersadarkan bahwa benalu sedang menggerogoti nya. Uniknya, tidak semua orang bisa melihat jelas keberadaan benalu ini. Hanya orang tertentu yang yang bisa melihatnya.Siapa dia?
       Dia adalah orang yang sedang memangkas benalu nya sendiri. Dia bisa mengamati benalu orang lain dan dia mengambil pelajaran atas apa yang diamati nya. Dengan tekun dia memangkas benalu nya, pelan namun pasti. Dia tidak bekerja sendiri, namun dia juga meminta pertolongan yang lain. Dia bekerja sama dengan Allah, suatu dzat yang sangat peduli terhadap ciptaan nya meskipun ciptaan nya yang bernama manusia sering mengacuhkan nya. Dengan cara apa kah dia bekerja sama? Sangat sederhana. BERSYUKUR. Dia hanya bersyukur kemudian menyesali kesalahan nya di masa lalu dengan sangat sungguh-sungguh. Tak banyak orang yang seperti dia. Dia bersyukur atas apa yang telah dimiliki, rumah, mobil, anak, uang, perhiasan, dia yakin itu semua adalah cobaan yang akan dia pertanggung jawabkan kelak di hadapan Allah.
        Mari, lihatlah sekitar, jika sedang berada di kamar, lihatlah barang-barang yang di kamar anda, jika berada di mobil, lihatlah betapa bagusnya interior mobil anda, bersyukurlah. Jangan lah hanya mengucap syukur sekali dan anda melupakan nikmatnya, teruslah bersyukur dalam hati di setiap langkah atas kesehatan dan bahkan atas seluruh panca indra yang bekerja dengan sangat baik.
        Sederhanakan lah kebutuhan mu inshaa Allah benalu harta mu akan terkikis..